Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah. (Luqman 33)
Ada 5 pesan singkat yang disampaikan Allah dalam surat Luqman ayat 5 ini:
- Agar selalu bertaqwa kepada Allah.
- Takutilah suatu hari, dimana pada waktu itu seorang ayah tidak dapat menolong anaknya, dan sebaliknya seorang anakpun tidak akan dapat menolong ayahnya.
- Apa yang dijanjikan Allah kelak pasti terjadi.
- Waspadalah jangan sampai tertipu oleh kehidupan dunia yang penuh tipu daya.
- Waspadalah jangan sampai tertipu oleh syetan dalam taat kepada Allah.
Inilah 5 pesan yang disampaikan Allah kepada kita agar kita renungkan, apakah kita sudah memperhatikan pesan tersebut dengan baik.
Pertama, Allah mengingatkan apakah kita sudahkah bertaqwa dan yakin kepada Allah dengan sepenuh hati. Sudahkah kita mematuhi semua perintah-Nya, sudahkah kita menjauhi semua larangan-Nya. Sudahkah keyakinan kita kepada Allah memenuhi seluruh relung hati dan fikiran kita. Sudahkan kita merasakan kehadiran Allah didalam hati, fikiran dan seluruh kehidupan kita?
Kedua, Allah mengingatkan kita pada suatu hari di Padang Mahsyar kelak, dimana dihari itu seorang ayah atau ibu tidak dapat menolong anaknya yang mengeluh, menjerit dan menderita ditengah teriknya padang mahsyar. Demikian pula seorang anak tidak akan dapat menolong ibu atau ayahnya yang sedang menderita beban berat dihari itu. Tidak ada tolong menolong dihari itu, masing–masing manusia sibuk dengan problemnya sendiri. Setiap orang hanya bergantung pada amal-ibadahnya masing masing. Sanak saudara, karib kerabat, anak buah, karyawan atau Bos anda tidak bisa menolong anda dihari itu, semua bergantung pada amal masing masing. Orang yang cerdas dan memiliki persiapan yang matang untuk menghadapi hari itu, berada ditempat yang aman, sejuk dan nyaman. Orang yang tidak siap….. akan menderita berada ditempat yang panas terik, kering penuh derita dan kesengsaraan.
Ketiga, peringatan ini bukanlah isapan jempol. Apa yang diingatkan, dan dijanjikan Allah pasti terjadi. Kita tidak pernah bisa menolak kelahiran kita kedunia ini, menjadi bayi yg lemah, mengalami masa anak anak, masa remaja, dewasa kemudian menjadi tua, lemah dan wafat. Demikikan pula kita tidak akan pernah mampu menolak apa yang direncanakan Allah. Wafat, hidup dialam barzakh, kemudian dibangkitkan Allah di padang Mahsyar, dihisab, kemudian dimasukan Syurga atau Neraka. Itulah perjalan hidup yang telah ditetapkan Allah bagi kita, tidak ada seorangpun yang dapat menolak atau mencegahnya.
Keempat, Allah mengingatkan agar jangan tertipu kehidupan dunia, lupa menyiapkan perbekalan untuk kehidupan akhirat yang panjang dan abadi, menempuh perjalanan panjang yang melelahkan dan tidak pernah berakhir…. abadi sepanjang masa. Kenyataannya memang sebagian besar manusia terlalu sibuk dengan urusan dunia yang singkat ini. Manusia fokus pada masalah kehidupan dunia sehingga lupa memperhatikan kehidupan akhirat. Mereka baru terkejut kalau nyawa sudah sampai ditenggorokan. Namun apa hendak dikata nasi telah menjadi bubur. Waspadalah, jangan tertipu kemilau kehidupan dunia, siapkan diri menghadapi perjalan hidup sesudah mati, yang sangat panjang dan melelahkan….. tidak ada akhir. Ingat kehidupan dunia hanya sebentar dan pasti berakhir dengan datangnya kematian.
Kelima, Allah juga mengingatkan agar jangan sampai tertipu bujuk rayu syetan, yang memperlihatkan betapa indahnya kehidupan dunia. Syetan membujuk manusia agar hanya fokus pada masalah dunia, jangan menghiraukan kehidupan akhirat. Syetan adalah musuh abadi yang ada didalam diri setiap orang, syetan membisikan bujukan dan rayuan untuk mengikuti syahwat dan kesenangan dunia. Syetan membisikan rayuan untuk melupakan Allah dan kehidupan akhirat. Syetan memang berkepentingan untuk mencari teman sebanyak banyaknya di Neraka kelak.
No comments:
Post a Comment